Perhitungan angka habisnya minyak ini akan saja selalu salah, siapapun yg menghitung, serta apapun metode yg dipergunakan. Namun saya sendiripun cenderung akan tetep mengatakannya bahwa minyak bisa habis tapi kita tidak mungkin memperkirakannya, kalau ditanya. Bukan apa-apa, tetapi saya lebih berpikir bahwa angka-angka inilah yg memacu utk diketemukannya lapangan-lapangan baru. “Feedback Proccess” dalam “supply and demand” didalam kebutuhan energi ini akan selalu saja terjadi.
Proses melarnya cadangan minyak ini memang bisa saja dianggap seperti mengukur panjang karet gelang, akan selalu bertambah panjang kalau dipaksa direntangkan. Namun akan memiliki panjang maksimum sebelum putus secara mendadak. Tuss !
Tentunya skenario ini akan sangat-sangat berbahaya, kalau tidak disadari dan dipersiapkan. Minyakbumi diperkirakan masih akan mendominasi energi hingga 2050. Namun ini kalau segalanya berjalan seperti adanya saat ini. Energi alternatip diperkirakan akan mulai masuk sekitar 2020. Namun masih belum tentu juga karena pengembang energi alternatip ini juga perusahaan pemilik cadangan-cadangan migas. Perusahaan engembang energi ini tentunya akan mencoba mengulur-ulur waktu supaya cadangan migas yg dimilikinya tidak “basi” karena munculnya energi alternatif (energi substitusi).
Skenario lain adalah substitusi, munculkan energy resources sejenis yg mengisi kebutuhan energi selain minyak bukan dari explorasi didalam bumi. Misalnya biodiesel yg akan dibangun secara besar-besaran di Singapore oleh Archer Daniels yg dilansir Jakarta Post beberapa waktu lalu, di Indonesia SBY juga barusaja mencanangkan hal itu. Kalau ini terjadi tentunya Singapore sebagai exportir BBM akan terjadi, yakin CPOnya malah bisa jadi disuply dari Indonesia deh. Perlu diingat bahwa bergesernya batubara dalam mendominasi kebutuhan energi buakn diakibatkan oleh habisnya batubara, namun disebabkan oleh munculnya energi substitusinya yaitu minyak bumi. Minyakbumi ini langsung “lock in”, terkunci, dengan segala bentuk mesin-mesin diesel, mesin bakar (combustion) sebagai penggerak mekanik.
Scenario lain masih banyak, termasuk kemungkinan energi maju menggantikan energi konvensional, atau kebutuhan transportasi berubah karena komunikasi lebih maju menutup keinginan bertemu menjadi sekedar tatapmuka lewat screen (ini sudah mulai). Termasuk scenario khusus yang beruba ‘meteoric impact‘ (maksudnya sesuatu yg tak terduga).
Perkiraan harga minyak bumi disebelah ini dibuat oleh beberapa lembaga-lembaga energi. Namun kalau anda lihat tidak ada satupun yg tepat memperkirakan harga minyak bumi ini. Harga diperkirakan maksimum hanya 35 USD/bbl. tetapi kenyataan saat ini (2006) harga minyakbumi mentah (crude) sudah mencapai diatas USD 70/bbl. Dua kali lipatperkiraan harga maksimum ditahun 2000. jelas perkiraan ini merusak rencana-rencana kerja jangka panjang. Rencana kerja jangka panjang 5 tahunanpun harus selalu diubah. Dan paling tidak harus ditinjau kembali setiap tahun. Atau bahkan setiaptengah tahun. Semakin repot deh memprediksi.
Memang sulit memberikan angka pasti, namun justru dengan mengerti fenomena ketidak-pastian inilah kita dapat mempengaruhi semua pihak dalam ‘energy-chain‘ utk tetap melakukan eksplorasi-exploitasi, termasuk pihak investor, goverment, juga konsumen utk mencoba berhemat. Disisi lain utk memaju explorationist tetep menggali resources ini. Sepanjang tahunpun harga ini diperkirakan. Di tahun 1980 Amerika memperkirakan harga akan naik, perkiraan kenaikan ini selalu terjadi hingga tahun 2000. Namun kenyataannya justru malah menurun. (Pssst … jangan-jangan ini jebakannya ngAmrik supaya negara-negara lain di dunia lengah ya … upst !).
kebutuhan nergi terbanyak adalah untuk berpindah tempat atau transportasi, namun energi terboros (hilang) karena transportasi terbesar berada pada mekanis di “roda”. Pemborosan energi ini bukan hanya menjadikan minyak (energi) terbuang percuma namun juga efisiensi pemanfaatan energi juga menjadikan harga minyak melonjak. Nah ini tantangan untuk menciptakan mesin-mesin dengan efisiensi tinggi buat mereka yg berkecimpung dibidang mekanik. Buat yg sering jalan-jalan piknik, barangkali piknik virtual bisa menjadi alternatif
Kalau dilihat sepintas diatas, terlihat bahwa kebutuhan energi dunia masih didominasi oleh sisi supply, sedangkan sisi demand (pemanfaatan) masih jarang dilihat. Kebutuhan terbanyak yg dipergunakan utk penggerak mekanik ternyata memliki tingkat keborosan hingga 71 %. Jadi kalau tahun lalu Pak SBY mencanagkan hemat energi dengan menghemat listrik aku yakin “ndak bisa nendang”, atau ndak banyak dampaknya. Justru kemacetan di jalan inilah yg memboroskan penggunaan energi.
Di sisi lain pengungkapan angka harga serta kapan supply migas ini masih akan terus berlangsung, walaupun dengan metode bermacam-macam, masing-masing ini tentunya bukan ditujukan untuk menjadi salah satu tujuan kehandalan menerka-nerka tetapi lebih banyak bermanfaat sebagai warning system. Ini akan lebih bermanfaat untuk membangkitkan awareness, not just for science but for human survival.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar