Tentunya masih ingat tulisan tentang tekanan hidrostatis atau tekanan air yang menyebabkan muncratnya air tanah kan ? Semburan dari bawah tentunya disebabkan oleh gaya atau tenakan dari bawah. Sudah sejak awal sumber tekanan yang ada di LuSi juga diperdebatkan. Apa saja sumber tekanan ini? Paling tidak ada tiga jenis tekanan di LuSi yang dapat dipakai sebagai awal hipotesa. Masing-masing akan memiliki karakteristik tersendiri dan juga memiliki penyebab serta penanganan yang berbeda.
Ketiga tekanan yang mungkin harus dilawan untuk mengontrol, mengurangi, atau bahkan menghentikan Lusi yaitu :
- Tekanan Hidrostatis
- Tekanan Lithostatik
- Tekanan gas (Gas Drive)
Tekanan hidrostatik
Tekanan hidrostatis ini paling mudah dipahami, karena merupakan tekanan akibat tinggi kolom air. Mestinya masih ingat tulisan disini ketika muncul sumber air artesis setelah gempa Jogja. Secata teoritis ketinggiannya akan sama dengan tinggi air permukaan di gunung. Namun pada kenyataannya ketinggiannya memang tidak setinggi gunung, tetapi akan lebih mengikuti pola permukaan. Lihat gambardibawah.
Untuk melawan tekanan hidrostatis ini akan lebih mudah karena besarnya akan sangat terukur dengan mudah dan apabila dilawan dengan tinggi kolom yang menahan maka tekanan tersebut akan dapat dilawan. Salah satunya ya counter weight atau metode Capping.
Tekanan Lithostatik.
Tekanan lithostatik ini lebih disebabkan oleh beban (overburden), karena batuan yang berada diatasnya. kalau saja kita ingat rumus tekanan adalah rho (berat jenis) x h (ketinggian), maka tekanan ini suangatlah besar, karena besarnya seberat batuan yang berada diatasnya.
Batuan lumpur yang mecotot keluar ini disebabkan oleh tekanan batuan diatasnya yang menekan. Tekanan ini tidak mudah dilawan tetapi akan sangat munkin akan terhenti dengan sendirinya kalau lubang tempat keluarnya lapisan liat dan lunak ini tertutup sendiri oleh beban diatasnya. Lapisan yang keluar ini biasanya lempung plastis.
Tekanan Gas
Teakanan gas ini pernah terlihat ketika terjadi ledakan pada tanggal 25 Agustus 2006. Penyebabnya adalah gas yang terkandung didalam air mengalami ekspansi karena suhu yang tinggi. Ini mirip dengan menjerang air. Ketika air mendidih maka kandungan gas yang ada dalam air akan keluar menjadi gelembung-gelembung udara. Ketika gelembung ini sampai dipermukaan akan terlihat seperti gelembung2 plupuk-plupuk atau dikenal dengan “bubble”. Mekanisme ini bisa dilihat disini ketika cerita tentang detak-detak kelahiran Lusi.
Melawan tekanan gas ini boleh dibilang mission impossible, karena harus mencegah timbulnya gelembung (bubble). Pada kedalaman tertentu gelembung ini baru akan muncul,kondisi ini disebut kondisi bubble point, atau kondisi dimana kandungan gas didalam likuid (air) keluar menjadi gas. Salah satu cara adalah dengan menghambat selama mungkin aliran. Semakin cepat aliran lumpur dan air ini ke permukaan maka pembentukan gas akan semakin cepat. Kalau kita mampun menahan laju aliran, maka diperkirakan laju pembentukan gelembung juga akan bisa dihambah. Salah satu caranya ? Menggunakan HDCB.
Mungkinkan melawan ketiga-tiganya ?
Kemungkinan sih selalu saja, hanya perlu diingat bahwa masing-masing sumber gaya dan tekanan serta tenaga ini tidak berdisi sendiri. Merka akan saling terkait, dan alam memilki caranya sendiri. Demikian juga manusia memiliki cara tersendiri untuk bergaul, bercengkerama, dan hidup bersama alam.
Sumber : http://riobm.wordpress.com/2007/06/06/sumber-tekanan-lusi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar